KapanlagiPlus - Hadist merupakan pedoman hidup bagi umat muslim di seluruh dunia setelah kitab suci Al-Quran.Dengan berpedoman pada Al-Quran dan hadist nabi, maka hidup umat Islam akan baik dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bahkan ada banyak sekali kumpulan hadist tentang kehidupan untuk dapat menjalankan hidup yang baik.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ Arab-Latin Yā ayyuhallażīna āmanụ may yartadda mingkum 'an dīnihī fa saufa ya`tillāhu biqaumiy yuḥibbuhum wa yuḥibbụnahū ażillatin 'alal-mu`minīna a'izzatin 'alal-kāfirīna yujāhidụna fī sabīlillāhi wa lā yakhāfụna laumata lā`im, żālika faḍlullāhi yu`tīhi may yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīmArtinya Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui. Al-Ma'idah 53 ✵ Al-Ma'idah 55 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 54 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 54 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penjelasan dari beragam ulama tafsir terkait isi surat Al-Ma’idah ayat 54, antara lain sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaWahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, barangsiapa dari kalian ada orang yang meninggalkan agamanya dan menggantikannya dengan agama yahudi dan nasrani maupun agama lainnya, maka mereka itu tidak dapat memudaratkan Allah sedikitpun, dan Allah akan mendatangkan kaum yang lebih baik dari mereka, yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintaiNYa, mereka mengasihi orang-orang Mukmin dan tegas terhadap orang-orang kafir, berjihad memerangi musuh-musuh Allah dan tidak takut kepada siapapun dijalan Allah. Kenikmatan tersebut termasuk dari bagian dari karunia Allah yang diberikanNYa kepada siapa yang Dia kehendaki,dan Allah Maha luas karunianya lagi Maha Mengetahui orang yang berhak mendapatkannya dari para hambaNYa.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram54. Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa di antara kalian yang meninggalkan agamanya dan kembali kepada kekafiran maka Allah akan mendatangkan kaum lain sebagai penggantinya. Allah mencintai kaum itu dan merekapun mencintai-Nya karena keteguhan hati mereka. Mereka bersikap lemah lembut kepada orang-orang mukmin, namun keras terhadap orang-orang kafir. Mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka untuk menjunjung tinggi kalimat Allah. Mereka tidak takut kepada celaan yang dilontarkan oleh para pencela. Karena mereka lebih mendahulukan rida Allah daripada kerelaan makhluk, Itu merupakan bagian dari anugerah yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Mahaluas anugerah dan kebaikan-Nya, lagi Maha Mengetahui siapa saja yang berhak mendapatkan anugerah-Nya maka Dia pun memberikannya, dan siapa saja yang tidak berhak mendapatkannya maka Dia tidak memberikannya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah54. Setelah Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin dan kekasih, dan memperingatkan dari bahaya dan keburukan perbuatan tersebut; kemudian Allah menyeru mereka dan memperingatkan agar tidak meninggalkan agama-Nya atau enggan menolongnya. Karena jika itu mereka lakukan niscaya Allah akan mengganti mereka dengan orang yang mau menolong agamanya dan membangkitkan umat. Salah satu sifat yang paling utama dari generasi impian yang akan menolong agama Allah adalah bahwa Allah mencintai generasi tersebut -ini merupakan kenikmatan yang tidak ada kenikmatan dan karunia yang dapat menandinginya- dan mereka juga mencintai Allah yang merupakan bukti kebenaran keimanan mereka. Dan buah dari rasa cinta ini adalah mereka akan membenci orang yang dibenci Allah dan mencintai orang yang dicintai Allah, bersikap keras terhadap orang-orang kafir, dan tegas dalam menegakkan kebenaran. Dan ini tidak bertolak belakang dengan sikap toleransi dan kasih sayang yang mereka miliki, kelembutan dan tawaddu' terhadap orang-orang beriman. Ini semua tidak akan dapat terealisasi kecuali dengan menegakkan jihad, karena ia merupakan jalan menuju kemuliaan dan sumber kekuatan. Dan barangsiapa yang memiliki rasa cinta yang besar terhadap Allah dalam hatinya niscaya dia akan berusaha untuk meraih keridhaan-Nya dan tidak takut terhadap celaan dan hinaan ketika menegakkan kebenaran, karena keinginan dan tujuannya adalah keridhaan Allah. Dan tidak ada seorang hamba pun yang dapat mencapai derajat ini dan meraih pemahaman yang benar dan amal yang shalih kecuali berkat karunia dari Allah. Dan karunia Allah diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas pemberian-Nya, dan Maha Mengetahui keadaan makhluk-Nya. Dan dalam ayat ini terdapat sindiran yang jelas yang ditujukan bagi orang-orang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah54. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya Dalam ayat ini Allah mulai membahas hukum-hukum bagi orang-orang murtad setelah menjelaskan bahwa orang islam yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin merupakan kekafiran dan salah satu dari jenis kemurtadan. فَسَوْفَ يَأْتِى اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya Mereka adalah Abu Bakar ash-Shiddiq beserta pasukannya dari para shahabat dan tabi’in yang memerangi orang-orang murtad, serta semua orang setelah mereka yang memerangi orang-orang murtad di setiap zaman. أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكٰفِرِينَyang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir Yakni mengungkapkan kelemahlembutan, kasih sayang, dan tawadlu kepada orang-orang beriman; dan di sisi lain mereka mengungkapkan sikap keras, kejam, dan lebih mulia kepada orang-orang kafir. Dan senantiasa berjihad di jalan Allah serta tidak takut pada cibiran saat melakukan tugas agama, namun mereka teguh dan tak menghuraukan apa yang dilakukan musuh-musuh islam dan pasukan setan itu, seperti hinaan kepada para pemeluk agama islam, dan anggapan buruk mereka terhadap perbuatan baik orang-orang islam, sebagai bentuk kedengkian dan kemurkaan mereka terhadap kebenaran dan orang-orang yang berada didalamnya.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Betapa mengherankan ketika kamu mengenal-Nya tetapi kamu tidak mencintainya, dan ketika kamu mendengar seruan-Nya tetapi kamu tidak bersegera menjawab seruan itu, dan ketika kamu mengetahui keuntungan bermuamalah dengan-Nya tetapi kamu bermuamalah dengan selain-Nya, dan yang lebih mengeherankan dari itu.. bahwasanya Dia telah mengajarkanmu segala pengetahuan, dan hakikatnya kamu butuh dengan-Nya, tetapi kamu berpaling dari-Nya dan kepada sesuatu yang menjauhkanmu dari-Nya kamu berharap. 2 . Cinta dalam kamus ahli qur'an tidak dapat serupakan dengan cinta lain, yaitu cinta yang tertuju kepada sang Maha kuasa { فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ } "maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya", dan Imam mereka dalam cinta ini adalah Rasulullah Muhammad { قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ } "Katakanlah “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi" [Ali-Imran 31].📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah54. Kemudian Allah memberi penjelasan hukum orang-orang yang murtad berkhianat setelah adanya penjelasan tentang hukum berdekatan dengan orang kafir, “Wahai orang-orang mukmin, barangsiapa di antara kalian ada yang kembali dari agama Islam menuju kekufuran, maka Allah akan mendatangkan kaum lain yang lebih baik dari kalian yang mana Allah meridhai mereka, dan mereka ikhlas kepada Allah dalam beramal dan menaatinya dalam setiap perintah dan laranganNya yang mana mereka berendah hati dengan saudara mukmin mereka, dan tegas dengan orang-orang kafir. Mereka berperang untuk meninggikan kalimat Allah dam tidak takut dengan cemoohan orang tentang pertolongan mereka atas agamanya, bahkan mereka semakin solid. Itulah keutamaan Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya yang dikehendaki. Allah itu Maha Luas keutamaanNya dan Maha Mengetahui orang yang berhak menerima nikmat”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahWahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya} di antaara kalian kembali dari agama Islam menjadi kafir {maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin} bersikap lemah lembut dan menyayangi orang-orang mukmin {dan bersikap tegas} bersikap tegas dan kaku {terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela} mereka tidak takut rintangan orang yang merintangi di jalan Allah {Itulah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Allah Maha luaslagi Maha Mengetahui📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H54. Allah memberitkan bahwa Dia MahaKaya terhadap alam semesta dan bahwa barang siapa yang murtad dari agamanya, maka Dia tidak merugikan Allah sedikitpun, akan tetapi merugikan dirinya sendiri. Dan bahwasanya Allah mempunyai hamba-hamba yang ihklas, dan jujur dalam imannya dan Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang telah menjamin hidayah bagi mereka. Mereka adalah makhluk dengan sipat yang sempurna dengan jiwa yang paling kuat, dan dengan ahklak yang paling baik. Sipat pertama mereka yang paling mulia adalah bahwa Allah “ mencintai mereka dan bahwa mereka mencintai Allah.” Karena kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah nikmat yang paling mulia yang di berikan kepadanya dan keutamaan yang paling utama yang Dia anugrahkan kepadanya. Jika Allah mencintai seorang hamba, maka dia akan memudahkan sebab-sebab untuk meraih yang benar, memudahkan semua baginya yang sulit, memberinya taufik untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran dan menyambut hati hamba-hambaNya dengan kecintaan dan kasih sayang. Di antara konsekuensi kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya adalah bahwa Dia harus siap mengikuti RasulNya, lahir dan batin, pada perkataan, perbuatan, dan seluruh kepadaanya sebagaimana firman Allah, "katakanlah jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintai kalian" Ali-Imran 31. Sebagaimana konsekuensi kecintaan Allah kepada hambanya adalah seorang hamba memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah dengan oabadah-ibadah fardu dan ibadah-ibadah Sunnah sebagaimana sabda Nabi dalam hadits shahih dari Allah, “ Tidaklah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada dengan sesuatu yang telah aku wajibkan kepadanya. HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan ibadah-ibadah Sunnah sehingga aku mencintainya. Jika Aku mencintaiNya maka Aku akan menjadi pengdengarannya yang denganya dia medengarkan, penglihatan yang dengannya dia melihat, tangannya yang dengan tangannya dia bekerja dan kakiNya yang dengannya dia berjalan. Jika dia meminta kepadaKu, niscaya Aku memberinya, dan jika dia memohon perlindungan kepadaKu niscaya Aku melindunginya.” Diantara konsekuensi kecintaan kepada Allah adalah mengenal Allah, memperbanyak dzikit kepadaNya, karena kecintaan tanpa mengenal sangatlah kurang bahkan tidak ada walaupun dia di klaim, dan barang siapa yang mencintai Allah, maka Dia akan banyak menyebutNya. Dan jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia meneriman amal yang sedikit dan memaafkan kesalahan yang banyak. Yang kedua dari sipat mereka adalah, “ bersikap lemah lembut terhadap orang-orang Mukmin dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” Mereka bersikap lembut kapada orang-orang Mukmin, mencintai, memberi nasihat, bersikap lunak dan halus, mengasihi, menyayangi, memperlakukan orang-orng Mukmin dengan baik dana pa yang diharapkan dari mereka begitu dekat di gapai. Sebaliknya mereka bersikap keras terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah, yang menetang ayat-ayatNya yang medustakan RasulNya. Semangat dan keiman mereka terkonsentrasi pada permusuhan terhadap mereka. Mereka mengeluarkan segala upaya demi meraih sarana yang menjadi kemenangan atas mereka Firman Allah, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu" Al Anfal 60. Dan "dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka" Al-Fath29. Bersikap keras dan tegas kepada musuh-musuh Allah termasuk perkara yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah, seorang hamba menyepakati Tuhannya dalam kemarahanNya kepada mereka. Sikap keras dan tegas tidak menghalanginya mengajak mereka ke dalam agama Islam dengan cara yang lebih baik. Keras terhadap mereka sekaligus lunak dalam mendakwahi mereka, keduanya bermanfaat dan bermaslahat bagi mereka. Yang ketiga, “ berjiahad di jalan Allah,” dengan harta dan jiwa mereka, dengan ucapan dan perbuatan mereka. “ Tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela,” justru mereka mendahulukan rida Allah dan takut kepada celaaNya daripada celaan mahkluk. Ini membuktikan kuatnya semangat dan keinginan mereka, karena orang yang hatinya lemah, maka semangatnya juga lemah. Semangatnya akan goyah jika Dia mengahapai orang yang mencela, dan kekuatannya akan luluh jika dia menjadi sasaran cibiran. Di dalam hati merekaterdapat penghambaan kepada selain Allah sesuai dengan kadar perhatiannya kepada kerelaan mahkluk, mendahulukan keridhaan mereka dan celaan mereka atas perintah Allah. Hati seseorang tidak akan bersih dari penghambaan kepada selain Allah, sehingga ia tidak takut celaan orang yang mencela di jalan Allah. Manakala Allah menyanjung mereka dengan sipat-sipat yang luhur dan perangai yang mulia yang Dia berikan kepada mereka, di mana sipat dan perangai itu menuntut sipat-sipat lain yang belum di sebut, maka Dia memberitakan bahwa hal itu termasuk karunia dan kebaikanNya kepada mereka agar mereka tidak membanggakan diri mereka, dan agar mereka mensyukuru apa yang telah manganugrahkan itu kepada mereka supaya Dia menambah karunia itu. Dia samping itu agar selain mereka mengetahui bahwa karunia Allah tidak terdapat penghalang padanya. Dia berfirman, “ Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas pemberianNya Lagi Maha Mengetahui.” Maksudnya, luas karunia dan kebaikanNya, besar nikmatNya, dan rahmatNya meliputi segala sesuatu, melapangkan karuniaNya kepada para waliNya yang tidak di berikanNya kepada selain mereka. Akan tetapi Dia mengetahui siapa yang berhak mendapatkan karunia itu, maka Dia memberiNya. Allah kebih mengetahui dimana Dia meletakakan risalahnya; pokok maupun cabangnya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Ma’idah ayat 54 Di dalamnya terdapat pemberitahuan Allah terhadap sesuatu yang mungkin terjadi, sebagaimana murtadnya orang-orang yang sudah masuk Islam setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam wafat sehingga mereka diperangi oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Sebelum terjadi perbuatan itu murtad, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan dalam ayat ini agar mereka jangan sampai kembali kafir. Di samping itu, yang demikian tidaklah merugikan Allah sedikit pun, bahkan Allah akan mendatangkan pengganti mereka, yaitu orang-orang yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah. Sesungguhnya cinta Allah kepada hamba merupakan nikmat yang paling besar dan keutamaan yang paling utama yang Allah berikan kepada hamba. Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan memudahkan semua sebab baginya, memudahkan yang susah, memberinya taufik untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran dan menjadikan manusia cinta kepadanya. Faedah Seseorang apabila ingin dicintai Allah harus mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam baik zahir maupun batin, baik dalam ucapan maupun perbuatan dan dalam semua keadaannya lihat Ali Imran 31. Di antara contoh sebab agar dicintai Allah adalah membaca Al Qur’an dengan mentadabburi dan memahami maknanya, mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan sunnah setelah amalan wajib, selalu berdzikr kepada Allah, mendahulukan apa yang dicintai Allah apabila dihadapkan dua hal yang dicintainya, mempelajari nama Allah dan sifat-Nya, memperhatikan nikmat Allah baik yang nampak maupun tersembunyi serta memperhatikan pemberian-Nya kepada kita agar membantu kita bersyukur, pasrah kepada Allah dan menampakkan sikap butuh kepada-Nya, qiyamullail di sepertiga malam terakhir dengan disudahi istighfar dan taubat, duduk bersama orang-orang shalih yang cinta karena Allah serta mengambil nasehat dari mereka dan menjauhi sebab yang menghalangi hati dari mengingat Allah. Ada yang mengatakan, bahwa mereka ini adalah Abu Bakar Ash Shiddiq dan kawan-kawannya ketika memerangi orang-orang yang murtad. Ada pula yang mengatakan, bahwa mereka ini adalah kaum Abu Musa Al Asy'ariy. Demikian pula orang yang mencintai Allah dan memiliki sifat-sifat di atas. Berdasarkan ayat ini, bersikap lemah lembut kepada kaum mukmin dan bersikap keras kepada orang-orang kafir termasuk amalan yang mendekatkan diri kepada Allah. Namun demikian, sikap keras terhadap orang-orang kafir tidaklah menghalangi kita untuk mendakwahi mereka dengan cara yang baik. Mereka lebih mendahulukan ridha Tuhan mereka, takut celaan-Nya daripada celaan orang yang mencela. Hal ini menunjukkan kuatnya pendirian dan tekad mereka. Adapun orang yang lemah hatinya, maka lemah pula pendiriannya, semangatnya mengendor ketika dicela, pendiriannya lemah ketika dicela dan tekadnya menciut. Hal ini mewnunjukkan bahwa dalam hati mereka terdapat peribadatan kepada selain Allah sesuai keadaan hatinya yang memperhatikan perasaan makhluk, menunjukkan sikap mereka mendahulukan keridhaan manusia dan takut celaan mereka. Oleh karena itu, seorang hamba belum lepas dari peribadatan kepada selain Allah, sampai ia tidak takut celaan orang yang mencela dalam menjalankan agama Allah. Yakni semua sifat mulia tersebut merupakan karunia Allah kepada mereka agar mereka tidak ujub terhadap diri mereka dan agar mereka mensyukuri nikmat tersebut. Siapa yang layak memperoleh karunia dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 54Bila sebelumnya dijelaskan tentang larangan untuk tidak menjadikan orang yahudi dan nasrani sebagai teman setia serta tentang buruknya sikap kaum munafik, maka ayat-ayat berikut berbicara tentang orang mukmin. Wahai orang-orang yang beriman! barang siapa di antara kamu yang murtad atau keluar dari agamanya, maka ketahuilah bahwa kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang benar-benar beriman untuk menggantikanmu. Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya dengan segenap keikhlasannya, dan mereka juga selalu bersikap lemah lembut terhadap sesama orang-orang yang beriman, tetapi sebaliknya, mereka akan bersikap keras terhadap orang-orang kafir. Selain itu, mereka juga merupakan umat yang selalu siap untuk berjihad di jalan Allah, dan mereka juga termasuk orang-orang yang tidak takut kepada celaan orang yang dengki dan tidak senang yang suka mencela. Itulah salah satu bentuk karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dia kehendaki dari makhluk-Nya. Karena itu ketahui dan pahami bahwa Allah itu mahaluas pemberian-Nya, lagi maha mengetahui. Allah sangat mencela orang yang menjadikan kaum yahudi dan nasrani sebagai teman setia atau penolongnya, karena sesungguhnya penolongmu yang dapat diandalkan itu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat secara rutin, dan menunaikan zakat dengan ikhlas, seraya tunduk dan patuh kepada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah beraneka penjabaran dari kalangan ahli ilmu terkait isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 54 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita bersama. Bantulah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Paling Sering Dicari Ada ratusan topik yang paling sering dicari, seperti surat/ayat Al-Waqi’ah, Ar-Rahman, Al-Kahfi, Do’a Sholat Dhuha, Al-Mulk, Yasin. Serta Al-Ikhlas, Ayat Kursi, Al-Baqarah, Al-Kautsar, Asmaul Husna, Shad 54. Al-Waqi’ahAr-RahmanAl-KahfiDo’a Sholat DhuhaAl-MulkYasinAl-IkhlasAyat KursiAl-BaqarahAl-KautsarAsmaul HusnaShad 54 Pencarian al hijr, surat an nahl, tulisan arab innalillahiwainnailaihirojiun, surat al qoriah latin, surat al baqarah ayat 183 latin dan artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Sayangilahmakhluk yang ada di bumi, niscaya (Allah) Dzat yang berada diatas langit akan menyayangi kalian." (H.R. Abu Dawud & Tirmidzi) Dan seluruh makhluk sangat membutuhkan rahmat dari Allah. Tidak ada yang sanggup hidup tanpa rahmat dari Allah. Hadits ini juga berisi anjuran berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa membedakan usia, jenisBismillahirrahmanirrahim… Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, lagi Maha penyayang. Begitulah terungkapnya kalimah ini di awalan setiap surah di dalam al-Quran, betapa Allah ingin memberitahu kita semua dan mengingatkan kita yang Dia Maha Pemurah lagi Maha penyayang. Tetapi 114 surah di dalam al-Quran, cuma 1 surah sahaja tiada kalimah bismillah di awalnya. Cuba kita semak kembali al-Quran kita, kenapa Allah tidak mahu meletakkan kalimah bismillah pada surah at-Taubah? Apa isi yang terkandung di dalam surah at-Taubah? Apa yang cuba Allah nak sampaikan? Allah murka ke sehingga tidak mahu menyebut akan sifatnya yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang? Dr Yusuf Qardhawi pernah mengulas dan menjawab akan persoalan ini; Katanya, Ali bin Abu Thalib radhiyallahuanhu menjelaskan, “Bismillahirrahmanirrahiim adalah suatu kedamaian, sedangkan surah At-Taubah diturunkan tanpa kedamaian.” “Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya yang dihadapkan kepada orang-orang musyrikin yang kamu kaum muslimin telah mengadakan perjanjian dengan mereka.” Surah At Taubah 1 Perjanjian yang telah dikhianati oleh kaum musyrikin, mereka telah merosakkan perjanjian damai dengan kaum muslimin, dan bekerjasama dengan kaum yahudi. Bila tanpa kedamaian maksudnya Allah sedang marah dan murka! Kita sebagai manusia pun apabila marah tidak sempat untuk mengeluarkan ucapan salam malahan terus meluru dan bertanya soalan bertubi-tubi. Bukan itu sahaja, jika kita lihat tafsir surah at-Taubah di dalam Tafsir Fi Zilal karangan Syed Quttub, menjelaskan bahawa Allah juga murka kepada Kaab bin Malik yang tidak mahu berangkat ke medan perang bersama Rasulullah SAW di medan perang Tabuk. “Berilah saya keizinan tidak pergi berperang dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah.’ Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.” Surah at-Taubah 49 Ketidak berangkatan Kaab ke perang Tabuk, tiada alasan yang kukuh. Beliau begitu leka dan lalai dengan perhiasan dunia. Ketika itu keadaan ekonomi Kaab sangat baik berbanding hari-hari sebelumnya. Barangan muatannya pula melebihi daripada dua ekor unta. Perasaannya yang ragu-ragu menyebabkan pasukan kaum muslimin mula meninggalkan Madinah. Melihatkan mereka masih belum jauh, sepatutnya Kaab bisa mengejar dan menyertai mereka, tetapi dek kerana sifat negatif sudah menguasai dirinya, akhirnya Kaab tidak ikut serta. Begitulah antara perkara yang Allah murka, sehingga tidak sempat untuk memberitahu bahawa Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang di awalnya surah at-Taubah. Kaab yang tidak mahu pergi berperang menyebabkan Allah murka, bagaimana pula definisi perang pada diri kita? Kita tidak mungkin akan mengangkat senjata di panas terik sebagaimana yang Rasulullah lakukan. Kita tidak mungkin akan ke medan perang untuk selamatkan umat Islam di serata dunia yang ditindas. Tetapi… Berperang pada kita adalah berperang dengan diri sendiri. Berperang dengan hawa nafsu yang cenderung menarik kita ke lembah maksiat dan dosa. Berperang dengan meninggalkan jahiliah-jahiliah yang masih berkarat di dalam diri kita. Berperang daripada terpesona dengan hiasan dunia dan melupakan akhirat. Berperang untuk meninggalkan dosa dan mengutip pahala. Berperang untuk tidak menyokong barangan-barangan Israel yang menyumbang kepada kehancuran umat Islam. Berperang menentang segala kezaliman yang berlaku. Kenapa berperang dengan diri sendiri terlebih dahulu? Kerana diri sendiri adalah musuh utama kita, tatkala kita berseorangan. Tiada sokongan-sokongan moral, yang tinggal hanya diri kita yang mampu atau tidak menangkis segala godaan-godaan syaitan. Firman Allah, “Berangkatlah kamu berperang baik dengan rasa ringan mahupun dengan rasa berat… yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” Surah at-Taubah 41 Walau susah macam mana pun untuk kita berubah dan berperang dengan diri kita sendiri, kita wajib lakukan juga walau keadaannya senang mahupun susah. Jika ianya susah bagi kita, terus sahaja istiqamah melakukannya, kelak apabila kita sudah biasa ianya akan menjadi mudah dan ringan untuk melakukannya. Bak kata pepatah, alah bias tegal biasa’. Malah, Allah sangat mencintai mereka yang berusaha keras melawan dan berperang dengan diri sendiri untuk melakukan kebaikan dan berhijrah untuk lebih mencintai akhirat. Jika kita meletakkan pelbagai alasan untuk berubah, untuk berhijrah kepada kebaikan, seperti mana Kaab yang tiada alasan dan tidak mahu untuk berperang, maka bersiap sedialah peringatan demi peringatan yang Allah akan turunkan tentang azabNya yang sangat pedih dan keras. Malah Allah langsung tidak rugi, jika kita sendiri tidak mahu bersusah payah berusaha untuk lakukan kebaikan dan mematuhi perintahNya, yang rugi adalah diri kita sendiri. Allah juga boleh menggantikan kita dengan hambaNya yang lain, yang masih berusaha untuk terima hidayah dan kebaikan. “Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain.” Surah at-Taubah 39 Justeru itu, sekiranya Allah telah menggerakkan hati kita untuk menerima hidayah, jangan sesekali mengabaikannya. Hargailah ia, teruslah berusaha untuk meninggalkan perkara yang sia-sia, teruslah menjauhi perkara yang mendekatkan kita dengan dosa, teruslah berusaha dan berperang untuk istiqamah melakukan kebaikan walau keadaan sekeliling tidak menyokong tindakan kita. Mari kita kenang kembali, Rasulullah yang susah payah berperang mengangkat senjata di padang pasir yang panas terik, semata-mata untuk memberikan Islam kepada kita, tetapi kita yang sudah siap dilahirkan di dalam keluarga Islam, terus tidak menghargai segala pengorbanan Baginda. Malah kita mengambil sikap take for granted dilahirkan dalam keluarga Islam. Islam hanya pada kad pengenalan. Bagaimana pula cara hidup kita? Walaupun Allah murka dengan Kaab, tetapi atas sifat Ar-rahman dan Ar-rahimNya, Allah menerima taubat Kaab dan mengampuninya. Bila kali terakhir kita bertaubat dan meninggalkan maksiat? Tepuk dada dan tanya iman kita. Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita. Jom berperang! Maklumat Penulis Artikel ini ditulis oleh Nurul Syaahidah binti Salim. Berasal dari Ipoh, Perak. Merupakan lulusan ijazah bioperubatan di Management Science University MSU. Berminat menulis artikel? Anda inginkan supaya hasil penulisan anda diterbitkan dalam website iluvislam? Klik sini.